hey

Kamis, 06 Desember 2012

15 Alat dan Metode Penyiksaan Paling Kejam di Eropa pada Abad Pertengahan

Selain hukuman mati, pada masa lalu alat dan metode penyiksaan orang-orang yang bersalah sungguh kejam dan sengaja untuk membuat efek jera untuk para pelaku kejahatan. Hal tersebut memang sangat efektif untuk mengurangi angka kejahatan namun di lain sisi, hal tersebut sangat tidak manusiawi sehingga alat-alat tersebut tidak lagi digunakan. Berikut 15 Alat dan Metode Penyiksaan Paling Kejam di Eropa pada Masa Lalu.

1. Heretic's Fork


Yang dihukum tangannya diiket trus di depan lehernya di pasang besi berbetuk garpu yang menyangga kepala sama dada, jadi kepala harus tegak, kalo kepalanya loyo dikit langsung dah besinya nancep dan ngocor dah tu darah. Berhubung heretics fork tidak diposisikan pada organ vital, jadi orang nggak bakal mati gara-gara nie, cuma bakal kesakitan aja.


2. The Peer

 
Alat berbentuk mirip buah pir yang diujungnya ada duri yang bisa dipanjangkan dengan cara memutar bagian belakang dari alat ini. Alat ini didesign untuk menghukum mereka yang bertindak asusila seperti sodomi, pemerkosaan, dll. Alat ini dipaksakan untuk masuk ke mulut, atau vagina, atau lubang anus, setelah alat dimasukkan duri yang ada diujungnya dipanjangkan sehingga langsung menusuk bagian dalam organ mereka.

3. Tongue Tearer

 
Suka berbohong? Jaman eropa dulu lidah langsung dicabut pake alat ini.

4. Thumb Crusher

 
Alat ini digunakan untuk menghancurkan jempol tangan, mungkin alat ini digunakan untuk orang dengan kesalahan kecil seperti menguntit. Untung gak telunjuk yang dihancurin, kan susah buat ngupil.

5. Breast Ripper

 
Dari judulnya udah ketahuan, buat kaum wanita jaman eropa jadul yang suka esek-esek sana-sini, itunya dicopot dengan paksa pake ni alat.

6. The Saw

 
Orang disiksa dengan diikat secara terbalik, jadi kepala ada di bawah biar darah ngumpul di kepala. Lalu secara perlahan-lahan digergaji dari bagian pantat sampe tu orang puas. Berhubung darah ngumpul di kepala, orang nggak bakal langsung mati tapi bakal tersiksa perlahan-lahan.

7. The Scavenger's Daughter

 
Scavenger's Daugther didesign untuk mem-press tubuh yang dihukum, sedangkan Rack dibuat untuk menarik bagian-bagian tubuh orang. Semakin keras tekananannya, semakin tersiksa orang yang diiket di alat ini.

8. Spiked Chair

 
Seperti namanya, kursi yang dikasih tusukan-tusukan dari besi, jadi yang dihukum disuruh duduk dan diiket biar nggak bisa kemana-mana, dijamin langsung ngocor dah sana-sini sekali duduk

9. Stocks

 
 
Mirip dengan pillory, bagian kaki dipasang sebuah papan kayu.

10. Rack

 
Orang yang dihukum diiket di sebuah rak kayu. Rak kayu tersebut memiliki roler yang ada di ujung-ujung rak kayu yang bisa diputer menyebabkan iketan tali semakin kuat. Semakin diputer, tubuh orang yang diiket semakin ketarik sehingga menyebabkan sendi-sendi tulangnya hampir putus, malah bisa sampe putus.

11. Pillory

 
Orang yang dihukum dipasang papan kayu di bagian kepalanya dan tanganya, sehingga mereka tidak bisa berkutik dan harus tetap dalam posisi tegak

12. Judas Chair

 
Kedua paling parah nih, wanita ato pria diposisin dan diiket diatas kursi yang berbentuk piramid. Ujung dari piramid itu dimasukin ke lubang anus ato vagina wanita sampe melar, ada juga yang langsung nggak pake lama ditancepin biar yang disiksa kesakitan.

13. Scold's bridle

 
Dipasang di kepala buat ngehukum para kaum wanita yang kebanyakan ngoceh. Dengan make ni alat, nggak bakal bisa ngomong apa-apa.

14. Breaking wheel

 
 
Orang yang dihukum diiket di roda, trus dicambuk, di palu, diseret, diputer-puterin, dll sampai tu orang mabok atau nggak mati.

15. The Iron Maiden

 
Ini dia alat penyiksaan paling parah menurut admin, orang dimasukin kedalam alat mirip sacrophagus yang di sisinya ada duri-duri dari besi. Duri-duri tersebut dirancang biar nggak mengenai organ vital, jadi pas tu pintunya ditutup, orang nggak bakal langsung mati, tapi bakal tersiksa perlahan-lahan sampe mati. Selama disiksa, orang yang dihukum diintrograsi sampai dia mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar